data-ad-format="rectangle">


HARGA PENUTUPAN MARKET 21 Agustus 2017 :COFFEE LDN SEP 2,141 +25 NOV 2,119 +18 NY SEP 126.40 -1.65 DES 130.15 -1.55 COC LDN SEP 1,482 +1 DES 1,495 -1 NY SEP 1,930 +8 DES 1,892 +14 IDR 13,351
Harga diatas terdapat keterlambatan untuk mendapatkan update harga secara Lengkap dan real time silahkan berlangganan melaluli sms
Cara mendapatkan update harga kopi dan Kokoa setiap hari

Untuk yang berlangganan SMS harga Market kopi dan Kakao kami memberikan update harga Pembukaan Pasar dan Penutupan pasar Setiap hari, harga kopi dan Kakao berdasarkan harga di Bursa New York untuk Arabika dan Bursa Liffe London untuk kopi Robusta, Market buka Pukul 15.30 WIB s/d 2.00 WIB cara membaca SMS harga Market disini

Untuk layanan sms ke ponsel anda caranya ketik:

harga kopi kirim ke 0812 7952 0001

Selanjutnya silahkan Lakukan Donasi Pulsa sebesar Rp. 100.000 Kirim Ke Nomor 0812 7952 0001 .

Cara Mengirim Donasi Pulsa :
1. Melaui Outlet yang Menjual Pulsa minta di kirim ke Ponsel 0812 7952 0001, Setelah selesai lakukan konfirmasi pengiriman ke nomor 0812 7952 0001

2. Bagi anda pengguna Nomor Simpati silahkan lakukan transfer Pulsa dengan Cara ketik *858*081279520001*100000# tekan tanda panggil.

Rabu, 10 Mei 2017

Permintaan Kopi Indonesia Naik Produksi Turun

data-ad-format="rectangle">
Harga Kopi Hari ini - Permintaan Kopi Indonesia Naik Produksi Turun : Indonesia dikenal sebagai penghasil kopi terbaik dunia sejak zaman kolonial. Namun, potensi itu belum sepenuhnya dimanfaatkan dengan baik, khususnya sebagai komoditas andalan ekspor.

Dewan Penasihat Gabungan Eksportir Kopi Indonesia (GAEKI), Moenardji Soedargo, mengatakan kopi jenis Arabica dari Indonesia bahkan tak tergantikan di dunia lantaran tumbuh di dataran tinggi penunungan berapi.

"Bicara kopi Arabica dari Indonesia itu tak ada tergantikan di pasar dunia. Banyak jenis kopi Arabica, tapi hanya di Indonesia yang citarasanya berbeda karena kelebihan alamnya, berkah gunung api," kata MoenardjiSelasa (9/5/2017).

Cuma masalahnya, produksi kopi Arabica dari Indonesia sangat terbatas, sementara permintaan di pasar komoditas dunia tinggi.

"Kalau pasar, saya sebagai eksportir kopi puluhan tahun, Arabica dari Indonesia banyak yang cari, cuma stoknya sangat terbatas. Dari produksi kopi Indonesia yang sekitar 600.000 ton, jenis Arabica hanya sekitar 100.000 ton saja. Sudah begitu ragamnya banyak," terang Moenardji.

Dibandingkan Robusta yang merata di banyak tempat, kopi Arabica dari Indonesia memang hanya diproduksi di beberapa daerah tertentu berhawa sejuk seperti Gayo, Toraja, Sidakalang, Mandailing, Kintamani, Flores, dan Wamena.

Lanjut dia, kopi Robusta dari Indonesia juga banyak diburu pembeli di pasar global. Namun seperti halnya Arabica, kopi jenis ini juga produksinya sangat sedikit dibandingkan kopi dari negara lain.

"Permintaan kopi dari Indonesia selalu banyak, hanya pasokannya yang susah. Kalau bicara kopi Robusta Indonesia, perusahaan-perusahaan penggorengan kopi di dunia itu merasa kurang afdhol kalau blend berbagai macam kopi, tanpa kopi Robusta dari Indonesia," ungkap Moenardji.

Sebagai informasi, produksi kopi Indonesia di 2016 sebesar 637.539 ton. Angka tersebut turun dibandingkan dengan produksi di 2015 sebesar 639.412 ton. Penurunan ini disebabkan berkurangnya luas lahan dari 1,23 juta hektar di 2015 menjadi 1,28 juta hektar di 2016. Lahan tersebut diproyeksi kembali menurun di 2017 lantaran ada beberapa kebun yang mengalami peremajaan.

Sementara mengacu data Kementerian Perdagangan, nilai ekspor kopi Indonesia di periode Januari-Oktober 2016 sebesar US$ 775,14 juta, turun dibandingkan periode yang sama di 2015 yakni US$ 1,04 miliar. Sementara nilai ekspor sepanjang di 2015 sebesar US$ 1,19 miliar, di 2014 sebesar US$ 1,03 miliar, dan di 2013 sebesar US$ 1,17 miliar.

Sementara jika mengacu pada ekspor di 2015, Amerika Serikat (AS) jadi negara tujuan ekspor paling utama dengan nilai ekspor US$ 281,15 juta atau 23,47% dari total pasar ekspor Kopi Indonesia. Disusul Jepang dengan nilai US$ 104,96 juta (8,7%), Jerman US$ 88,4 juta (7,4%), Italia US$ 84 juta (7%), dan Malaysia sebesar US$ 70,8 juta (5,9%
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar