data-ad-format="rectangle">
Harga Kopi Hari ini : - Kopi Sumatera Arabika Simalungun varietas sigararutang : Kopi arabika varietas Sigarar utang yang disukai oleh petani di wilayah Propinsi Sumatera Utara ke mungkinan merupakan hasil seleksi alam kopi katai yang ditanam petani di Sumatera Utara. Secara genetik tanaman ini belum diketahui asal uslnya, diduga merupakan keturunan hasil persilangan antara varietas Typica dengan varietas tipe kate yang terjadi secara alami. KopiSigarar utang ini diyakini sebagai sumber penghasilan karena cepat berbuah dan berbuah sepanjang tahun sehingga bisa membayar hutang, yang pada akhirnya oleh petani dijuluki dengan sebutan “Sigarar utang
”
kopi sigararutang menjadi salah satu andalan komoditas ekspor Indonesia dari sub sektor perkebunan. Pada tahun 2012 perdagangan ekspor kopi Indonesia memberikan sumbangan devisa sebesar US$ 1.225.52 juta.
"Provinsi Sumut merupakan salah satu pemasok utama produksi kopi arabika Indonesia. Kabupaten Simalungun salah satu penghasil kopi arabika specialty dari dataran tinggi Bukit Barisan,
"Provinsi Sumut merupakan salah satu pemasok utama produksi kopi arabika Indonesia. Kabupaten Simalungun salah satu penghasil kopi arabika specialty dari dataran tinggi Bukit Barisan,
masyarakat yang mendapatkan hak paten dari kopi sigararutang yakni, Himpunan Masyarakat Kopi Sumatera Arabika Simalungun (HMKSS). Dalam hal ini, HMKSS selaku pemohon pendaftaran indikasi geografis kopi arabika Simalungun sudah melakukan pembinaan terhadap kelompok tani di bawah naungan HMKSS.
Pembinaan dimaksud berupa penerapan good agriculture practices (GAP) pada unit sektor on farm kopi arabika dan good handling practices (GHP) pada unit sektor off farm kopi arabika, HMKSS juga melakukan kerja sama dengan Dinas Perkebunan Kabupaten
Simalungun dalam menyusun buku persyaratan sebagai salah satru syarat
permohonan pendaftaran indikasi geografis kopi Sumatera arabika
simalungun
Kopi arabika Sigarar utang termasuk kopi berperawakan semi katai yang tersebar luas pada beberapa kabupaten di wilayah Propinsi Sumatera Utara seperti di Kabupaten Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Toba Samosir, Karo, Simalungun, Dairi, Tapanuli Selatan dan Mandailing Natal, secara ekonomi membawa dampak positif bagi petani.
Menurut pengakuan petani setempat, kopi tersebut pertama kali dijumpai pada tahun 1988 di dusun Batu Gajah, Desa Paranginan Utara , Kecamatan Lintongnihuta di kebun kopi milik Oppung Sopan. Pada awalnya berjumlah belasan pohon, tetapi saat ini tinggal 3 (tiga) pohon yang hidup terdiri dari dua tipe berbeda. Identifikasi terhadap morfologi keturunan segregasinya, diduga salah satu tetuanya adalah jenis Typica BLP, sedangkan sifat ruasnya yang pendek dan katai berasal dari Catimor.
Tanaman kopi Sigarar utang mempunyai perawakan semi katai, ruas cabang pendek, tajuk rimbun menutup seluruh permukaan pohon sehingga batang pokok tidak tampak dari luar. Sifat percabangan sekunder sangat aktif bahkan cabang primer di atas permukaan tanah membentuk kipas berjuntai menyentuh tanah. Daun tua berwarna hijau tua, daun muda (flush) berwarna coklat kemerahan. Apabila ditanam tanpa naungan tepi daun bergelombang dan helaian daun mengatup ke atas, jika dilihat sepintas bentuk daun panjang meruncing dan tepi daun bergelombang. Buah muda berwarna hijau sedangkan buah masak berwarna merah cerah, bentuk buah bulat memanjang berukuran besar dan 100 buah masak (merah ) rata – rata 196 gr. Potensi Produksi berkisar antara 800 – 2300 kg biji/ha. Kopi varietas Sigarar utang bersifat agak rentan terhadap penyakit karat daun, terutama jika ditanam pada ketinggian kurang dari 1000 mdpl, juga rentan terhadap nematoda parasit.
Untuk mengetahui daya hasil kopi Sigarar utang dapat diamati dengan cara mengamati komponen pendukungnya pada setiap pohon contoh yang telah ditentukan dan dinyatakan dengan Nilai Buah. Setiap pohon contoh diamati komponen daya hasilnya, yaitu : jumlah cabang primer produktif per pohon, rerata jumlah ruas produktif dari tiga cabang primer, rerata jumlah buah untuk setiap ruas dari tiga cabang primer dan berat 100 buah masak.
Berdasarkan komponen daya hasil tersebut kemudian dihitung besarnya nilai buah per pohon serta dihitung besarnya nilai buah rata-rata untuk kebun contoh yang diamati.
Menurut pengakuan petani setempat, kopi tersebut pertama kali dijumpai pada tahun 1988 di dusun Batu Gajah, Desa Paranginan Utara , Kecamatan Lintongnihuta di kebun kopi milik Oppung Sopan. Pada awalnya berjumlah belasan pohon, tetapi saat ini tinggal 3 (tiga) pohon yang hidup terdiri dari dua tipe berbeda. Identifikasi terhadap morfologi keturunan segregasinya, diduga salah satu tetuanya adalah jenis Typica BLP, sedangkan sifat ruasnya yang pendek dan katai berasal dari Catimor.
Tanaman kopi Sigarar utang mempunyai perawakan semi katai, ruas cabang pendek, tajuk rimbun menutup seluruh permukaan pohon sehingga batang pokok tidak tampak dari luar. Sifat percabangan sekunder sangat aktif bahkan cabang primer di atas permukaan tanah membentuk kipas berjuntai menyentuh tanah. Daun tua berwarna hijau tua, daun muda (flush) berwarna coklat kemerahan. Apabila ditanam tanpa naungan tepi daun bergelombang dan helaian daun mengatup ke atas, jika dilihat sepintas bentuk daun panjang meruncing dan tepi daun bergelombang. Buah muda berwarna hijau sedangkan buah masak berwarna merah cerah, bentuk buah bulat memanjang berukuran besar dan 100 buah masak (merah ) rata – rata 196 gr. Potensi Produksi berkisar antara 800 – 2300 kg biji/ha. Kopi varietas Sigarar utang bersifat agak rentan terhadap penyakit karat daun, terutama jika ditanam pada ketinggian kurang dari 1000 mdpl, juga rentan terhadap nematoda parasit.
Untuk mengetahui daya hasil kopi Sigarar utang dapat diamati dengan cara mengamati komponen pendukungnya pada setiap pohon contoh yang telah ditentukan dan dinyatakan dengan Nilai Buah. Setiap pohon contoh diamati komponen daya hasilnya, yaitu : jumlah cabang primer produktif per pohon, rerata jumlah ruas produktif dari tiga cabang primer, rerata jumlah buah untuk setiap ruas dari tiga cabang primer dan berat 100 buah masak.
Berdasarkan komponen daya hasil tersebut kemudian dihitung besarnya nilai buah per pohon serta dihitung besarnya nilai buah rata-rata untuk kebun contoh yang diamati.
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar