data-ad-format="rectangle">
Harga Kopi - Ekspor Kopi dari Lampung Maret 2015 : Realisasi ekspor produk industri kopi instan asal Provinsi Lampung selama Maret 2015 mencapai 731.600 dolar Amerika Serikat, dengan volume 74,4 ton.
"Jumlah ekspor kopi instan itu naik bila dibandingkan bulan Februari yang hanya senilai 149.480 dolar AS, dengan volume 22,32 ton," kata Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Lampung, Ferynia, di Bandarlampung, Sabtu (18/4). Ia menyebutkan, ekspor kopi instan Lampung masih terus berlangsung ke berbagai negara tujuan, kendati tidak sebanyak penjualan di dalam negeri.
Prospek ekspor kopi dari Lampung masih tetap cerah, mengingat realisasi ekspor setiap bulan cukup baik. Selain itu, promosi ke beberapa negara masih gencar dilakukan dengan menggelar sejumlah pameran. pangsa pasar kopi instan Lampung ke sejumlah negara masih terjaga hingga sekarang.
nilai maupun volume ekspor kopi Lampung masih berfluktuasi, tergantung permintaan serta kontrak perjanjian yang telah dibuat antara pengekspor dengan pembeli.
Terkadang terjadi kenaikan volume ekspor antara lain akibat tingkat permintaan yang cenderung tinggi, serta faktor harga di pasar dunia,
Dinas Perindag Lampung menyebutkan sentra produksi industri komoditas kopi instan Lampung terdapat di Kota Bandarlampung. Daerah ini memiliki kapasitas produksi kopi instan rata-rata 6.000 hingga 10.000 ton per tahun.
Penjualan kopi instan di dalam negeri dengan rata-rata 100 ton per bulannya, Luas areal kopi di Lampung mencapai 163.837 hektare, dengan produksi kopi mencapai sekitar 140 ribu ton/tahun
Permintaan Kopi dari Luar Negeri
Permintaan kopi ke Indonesia masih terus lesu hingga triwulan pertama tahun ini akibat harga jual yang dinilai lebih mahal dari negara lain.
Harga jual kopi Indonesia yang dinilai mahal, sementara permintaan di pasar internasional melesu, membuat importir mengurangi pembelian.
Penurunan produksi sendiri akibat banyaknya tanaman tua, kurang terawat dan termasuk dampak pohon yang berasal dari benih asalan. Dengan turunnya permintaan, petani semakin kesulitan karena produksi juga rendah. Harga jual yang tinggi tidak menolong maksimal penerimaan petani.
Harga kopi ditingkat petani memang sedang mahal atau di kisaran Rp 52.000 untuk basis atau dasar asalan.
Adapun, harga ekspor sekitar 4,8 dolar AS atau Rp 62 ribuan per kg. Harga Rp 52.000 per kg terlalu mahal sehingga importir mengurangi pembelian
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar