data-ad-format="rectangle">
Permintaan Menurun Harga kopi dan kakao melemah : Harga kopi arabika dan kakao berjangka di penutupan perdagangan senin 17 agustus 2015 mengalami sedikit penurunan . Harga komoditas bahan baku cokelat tersebut masih mengalami pergerakan yang terbatas setelah pada perdagangan sebelumnya sempat mencapai posisi paling rendah dalam lebih dari 3 bulan belakangan.
Harga kakao berjangka sedang bergerak dalam pola bearish yang kuat. Harga komoditas ini melemah dengan signifikan disebabkan oleh kekhawatiran mengenai turunnya permintaan. Kondisi ekonomi global yang masih dipenuhi ketidakpastian terutama setelah Tiongkok melancarkan serang pertama dalam perang mata uang mengakibatkan harga komoditas global cenderung turun.
Secara umum harga komoditas ini masih bergerak dalam pola yang bearish. Harga kakao terpukul akibat kekhawatiran mengenai turunnya permintaan global. Secara umum produksi coklat di Asia, Amerika Utara dan Eropa masih kurang baik sehingga diperkirakan permintaan terhadap kakao akan mengalami penurunan.
Di akhir perdagangan semalam harga kakao berjangka kontrak September yang merupakan kontrak paling aktif terpantau ditutup dengan membukukan penurunan. Harga komoditas tersebut ditutup turun pada posisi 3.032 sedikit mengalami penurunan sebesar -7 dollar. Pada perdagangan sebelumnya harga kakao berjangka ini sempat menyentuh level 3.000 dollar yang merupakan posisi paling rendah sejak tanggal 12 Mei lalu.
Harga kopi arabika bursa ICE Futures New York untuk kontrak pengiriman bulan September yang merupakan kontrak paling aktif ditutup pada posisi 134.75sedikit melemah sebesar -2.75 sen, sementara Robusta di Bursa London Robusta untuk kontrak September di tutut pada posisi 1704 atau turun sebesar -9 poin.
Harga semua komoditi di bursa mengalami psedikit penurunan aakibat membaiknya ekonomi amerika, serta terdapat bebeberapa fakto lain, seperti cuaca El Nino yang berkembang di Afrika Barat, cuaca kekeringan di Pantai Gading dan ghana serta brazil Beberapa minggu terakhir membuat para investro khawatir terhadap pasokan komoditi tersebut.
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar