data-ad-format="rectangle">
Harga kopi Hari ini - Tingkat Produktivitas Kopi Indonesia 2016-2017 : Untuk menjadi yang terbesar kedua di dunia, sama dengan
menggeser posisi Vietnam dan Kolombia. Dalam setahun terakhir, data Foreign
Agricultural Service/USDA 2016 menunjukkan jumlah produksi kopi Indonesia
menduduki peringkat keempat dunia, setelah Brasil, Vietnam, dan Kolombia.
Dengan jumlah produksi 636 ribu ton tahun lalu, Indonesia
kalah dari Vietnam yang produksinya mencapai 1,6 juta ton atau lebih dari dua
kali lipatnya. Mengejar produksi hingga 1 juta ton, belum tentu bisa menggeser
Vietnam, tapi mungkin bisa mengungguli Kolombia yang memproduksi 870 ribu ton
kopi tahun lalu.
Iklim tropis dan bentang alam dataran tinggi, Indonesia
dikenal dengan produksi jenis kopi arabika. Jenis kopi ini bisa tumbuh di
kawasan dengan ketinggian 800-1.200 meter di atas permukaan laut (Mdpl).
Sedangkan jenis robusta, di bawah ketinggian 800 Mdpl.
Pada tahun lalu, produksi jenis arabika Indonesia sebanyak
78 ribu ton, sedangkan jenis robusta sebanyak 558 ribu ton. Sedangkan dari sisi
konsumsi kopi tanpa membedakan jenis, tercatat sebanyak 199 ribu ton pada 2016.
Kopi pun menjadi salah satu unggulan ekspor Indonesia.
Sepanjang 17 tahun terakhir, rata-rata ekspor kopi Indonesia mencapai 450 ribu
ton. Puncak ekspor kopi Indonesia terjadi pada 2013 dengan ekspor sebanyak 622
ribu ton dan masa terendah pada 2002 dengan ekspor sebanyak 283 ton.
Namun sepanjang lima tahun terakhir, luas lahan kopi
Indonesia stagnan dan cenderung menurun. Berdasarkan data Kementerian Pertanian
RI, pada 2014 luas areal kebun kopi Indonesia mencapai 1.230.495 hektare,
kemudian pada 2015, turun menjadi 1.230.001 ha. Pada tahun ini diproyeksi terus
mengalami penurunan menjadi 1.227.787 ha.
Selain luas lahan kopi yang menurun, tingkat produktivitas
pun belum menunjukkan kinerja yang membaik. Puncak produktivitas kopi Indonesia
terjadi pada 2012 dengan capaian rata-rata 0,56 ton per hektar. Dengan kata
lain, produktivitas area tanam kopi Indonesia rata-rata 500 kg kopi per
hektare.
Capaian ini belum optimal, dibandingkan potensi yang
diungkap Masyarakat Perlindungan Kopi Gayo (MPKG). Menurut mereka, potensi kopi
arabika Gayo, misalnya, bisa mencapai 2.000 kilogram per hektare per tahun jika
dirawat secara optimal.
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar