data-ad-format="rectangle">
Prediksi Harga Kakao September 2015 : Kakao atau biasa disebut Biji Coklat memberikan kontribusi yang besar bagi perekonomian Indonesia. Jumlah produksi kakao pada 2014 mencapai 700 ribu ton dengan nilai ekspor sebesar US$ 1.244,5 juta.
Permintaan akan komoditas biji Kokoa diperkirakan akan melebihi pasokan sebesar 120.000 metrik ton pada musim yang akan dimulai 1 Oktober 2015 karena output yang lebih rendah di Afrika Barat, penghasil kakao terbesar di wilayah dunia berkembang, sementara Konsumsi global akan kakao bubuk yang digunakan dalam es krim, sereal dan minuman akan meningkat menjadi 1.895.000 ton pada 2024-2025.
Di akhir perdagangan Rabu dini hari tadi harga kakao berjangka kontrak September yang merupakan kontrak paling aktif terpantau ditutup dengan membukukan kenaikan tajam. Harga komoditas tersebut ditutup menguat sebesar 13 dollar atau 0,42 persen pada posisi 3.082 dollar per ton. Pada perdagangan malam tadi harga kakao berjangka ini sempat menyentuh level 3.027 dollar yang merupakan posisi paling rendah sejak tanggal 12 Mei lalu.
Pasar berjangka memiliki peran penting dalam ekonomi kakao dunia, yaitu memfasilitasi shifting risiko harga atau fungsi lindung nilai (hedging), memberikan informasi berharga mengenai storage decision, serta sebagai pusat pengumpulan dan penyebaran informasi harga dunia.
Pergerakan harga kakao di tahun 2015 diperkirakan akan cenderung untuk mengalami tekanan ke arah pelemahan berdasarkan aksi beli. Ekspektasi akan dilakukannya peningkatan suku bunga AS pada tahun ini akan membuat nilai Dollar semakin melejit setelah ambruk sejak krisis 2008. Aksi beli terhadap kakao yang akan semakin mahal bagi investor dengan uang selain Dollar AS akan terdisinsentif dengan pergerakan nilai Dollar AS tersebut. Berlandaskan hal tersebut, harga kakao berpotensi tertekan dari sisi aksi beli pada tahun 2015.
Bila dari sisi demand, posisi harga kakao relatif terancam mengalami penurunan, dari sisi supply harga kakao masih akan memantau tingkatan output Pantai Gading serta Ghana di tahun 2015 mendatang. Bila pada tahun 2014 produksi kedua negara cenderung menguntungkan penguatan harga kakao.
untuk tahun ini output harus diwaspadai dengan potensi kesalahan-kesalahan ekspektasi output seperti halnya pada tahun 2014. Harga kakao yang rentan terhadap pergerakan tajam dari rilis data. Adapun sejauh ini terkait prediksi, Olam memperkirakan pada periode 2014/2015 akan terjadi defisit kakao sebesar 120.000 ton.
menurut analisa Analyst Vibiz Research Center harga kakao berjangka untuk perdagangan selanjutnya diprediksi masih berpotensi untuk melanjutkan penurunan, terutama untuk jangka pendek dan menengah. Indikator teknikal sudah mengarah ke dalam pola bearish dan potensi penurunan lanjutan.
Untuk perdagangan selanjutnya harga kakao berjangka di ICE Futures New York berpotensi untuk mengetes level resistance pada posisi 3.168 dollar. Jika level resistance tersebut berhasil ditembus level selanjutnya adalah 3.200 dollar. Sedangkan level support yang akan dites jika terjadi koreksi ada pada 3.013 dollar dan 2.963 dollar.
Prediksi harga coklat 2015, perkiraan harga coklat september 2015, perkiraan harga kakao bulan depan, prediksi harga coklat bulan depan, kenapa harga kakao menurun, mengapa harga coklan turun.
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar